Kamis, 15 Desember 2011

Hemoglobin pada ibu hamil

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN MEDAN PETISAH TAHUN 2008




PROPOSAL PENELITIAN
                                                               



OLEH:


N E L M A Ssi,Mkes













POLTEKKES DEPKES RI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
MEDAN
2008
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

     Pemeriksaan hemoglobin merupakan salah satu pemeriksaan yang sering dilakukan dan termasuk didalam pemeriksaan darah rutin. Terdapat bermacam-macam cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan di laboratorium adalah yang berdasarkan kolorimeterik visual cara Sahli dan fotoelektrik cara sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. Cara Sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin dilaboratorium karena larutan standar sianmethemoglobin sifatnya  stabil, mudah diperoleh dan cara ini hampir semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada cara ini ketelitian yang dapat dicapai ± 20%.
     Kadar hemoglobin yang kurang dari nilai rujukan merupakan salah satu tanda dari anemia. Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Di Indonesia prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 63,5%. Lautan J dkk (2001) melaporkan dari 31 orang wanita hamil pada trimester II didapati 23 (74 %) menderita anemia, dan 13 (42 %) menderita kekurangan besi. Penelitian Thanglela dkk (1994) di India dari 1040 wanita hamil didapatkan70,4% menderita anemia, dengan distribusi 23% anemia ringan, 38,2% anemiamsedang dan 9,2% anemia berat8 , Desai (1995) mendapatkan prevalensi anemia pada kehamilan 62% 9, sedangkan Abel dkk (1998) mendapatkan anemia defisiensi besi pada kehamilan 70,3%.
       Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II